Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia di mana Indonesia secara resmi menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini diumumkan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta di Jakarta, tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang dikenal sebagai Jalan Proklamasi).
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perjuangan panjang rakyat Indonesia melawan penjajahan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Setelah Jepang menduduki Indonesia pada Perang Dunia II dan menjatuhkan Belanda, momentum perjuangan kemerdekaan semakin kuat. Pada saat Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II, Soekarno dan Hatta mengambil kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia.
Meskipun proklamasi tersebut menyatakan kemerdekaan Indonesia, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan internasional dan mengamankan kemerdekaan dari Belanda masih berlanjut. Konflik bersenjata pun terjadi antara Indonesia dan Belanda, yang dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Indonesia atau Agresi Militer Belanda I. Konflik ini berlangsung hingga 27 Desember 1949 ketika Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia.
Sejak saat itu, tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Nasional Indonesia dan menjadi hari libur nasional di Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi simbol penting dari semangat perjuangan dan tekad rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan kedaulatan. Akan tetapi ada beberapa fakta tentang kemerdekaan yang belum banyak diketahui, apa aja sih fakta – faktanya?
1. Fakta Kemerdekaan Indonesia: Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tong Sampah
Naskah asli proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno sempat dibuang ke tong sampah. Menurut Andaryoko Wisnuprabu, pria yang mengaku sebagai tokoh pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) Supriyadi mengatakan soal naskah proklamasi yang sempat dibuang ke tempat sampah.
Naskah proklamasi tersebut ditulis oleh Bung Karno sekitar pukul 04.00 WIB, 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Bung Karno lalu memberikan naskah itu kepada para pemuda yang sedang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Lalu naskah selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik.
Namun, naskah tersebut diselamatkan oleh BM Diah, wartawan asal Aceh yang ikut mendokumentasikan proklamasi. Naskah tersebut akhirnya ia simpan selama 47 tahun sebelum diserahkan ke Museum Arsip Nasional tahun 1992.
2. Fakta Kemerdekaan Indonesia: Ternyata Ir. Soekarno Sedang Dalam Keadaan Sakit Ketika Membacakan Proklamasi
Tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Akan tetapi, Soekarno tidak berpuasa karena sakit akibat gejala malaria tertiana. Disebutkan bahwa pada tanggal 17 Agustus pagi, Soekarno dibangunkan oleh dokter pribadinya, yaitu dr. Soeharto dan mengeluh badannya merasa tidak enak. Suhu badannya sangat tinggi. Malam sebelumnya, Soekarno sempat begadang bersama para sahabatnya untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.
Lalu, Soekarno pun disuntik dan diberi obat. Setelah itu, Soekarno langsung tertidur pulas dan baru bangun sekitar pukul 09.00 Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa Soekarno diberi madu Yaman oleh seorang keturunan Arab bernama Faradj bin Said bin Awad Martak. Kelak, madu itulah yang menurut Soekarno sangat membantu kondisinya membaik. Setelah meminum madu tersebut, Soekarno merasa badannya jauh lebih sehat dan bertenaga sehingga ia bisa membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan baik sampai selesai disertai pidato singkatnya. Sebagai tanda ucapan terima kasih atas bantuan Faradj, Soekarno menuliskan sebuah surat yang ditulis dan ditandatangani sendiri oleh Soekarno dengan menggunakan cap surat resmi kepresidenan RI. Setelah membacakan teks proklamasi, Bung Karno kembali masuk ke kamar untuk beristirahat.
3. Rekaman Suara Bung Karno Membaca Teks Proklamasi Bukan Dari Saat yang Sama.
Tidak ada rekaman suara atau video karena Indonesia belum memiliki teknologi canggih atau alat untuk melakukannya. Ide pendiri Radio Republik Indonesia atau RRI, Jusuf Ronodipuro. Merupakan salah satu pendiri RRI dan penyiar kemerdekaan Republik Indonesia di Radio. Ia meminta Bung Karno untuk melakukan rekaman suara pembacaan teks proklamasi.
Bung Karno sempat menolak permintaan tersebut karena menurutnya proklamasi sakral dan hanya diucapkan satu kali. Jusuf berhasil meyaknkan bahwa rekaman proklamasi penting bagi generasi muda Indonesia yang akan datang. Akhirnya, Bung Karno bersedia membacakan teks proklamasi kembali direkam. Rekaman suara dilakukan beberapa tahun setelah Indonesia Merdeka, pada tahun 1951.
4. Bendera Pusaka Didapat dari Perwira Jepang
Bendera Pusaka yang dijahit oleh Ibu Fatmawati didapat dari seorang Perwira Jepang yang bernama Chairul Basri pada Oktober 1944. Awalnya, bendera tersebut berasal dari kain merah dan putih yang akan dibuat menjadi baju untuk anak pertama yang sedang dikandungnya. Sedikitnya waktu persiapan Proklamasi, membuat Ibu Fatmawati berinisiatif menjahit kain tersebut menjadi bendera pusaka dan masih digunakan untuk upacara kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus.
5. Sederhananya Upacara Proklamasi 1945
Upacara Proklamasi Republik Indonesia yang berlangsung pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB pada kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. Upacara berlangsung sangat sederhana mengingat terbatasnya waktu persiapan proklamasi kemerdekaan RI.
Recent Comments